Rabu, 01 Januari 2014

Manfaat dan Khasiat Tumbuhan Obat Kunyit

Adakah kunyit di apotek hidup Anda? Kalau tidak ada, mungkin beberapa hal di bawah ini bisa menjadi pertimbangan Anda untuk mulai memasukkannya jadi tanaman penghias rumah.

Anti Kanker
Aktivitas anti kanker kurkumin telah banyak diteliti secara in vitro dan in vivo. Kurkumin merupakan turunan diferuloilmetana dan diketahui memiliki aktifitas anti tumor. Aktivitas ini dikaitkan dengan kemampuannya sebagai penghambat CO, perangsang opoptosis maupun cell cycle arrest dengan mempengaruhi produk gen penekan tumor maupun onkogen. Kurkumin menginbibisi proliferasi dan pertumbuhan sel melalui induksi fase S dan fase G2/M dari cell cycle arrest. Pada dosis rendah kurkumin menginduksi fase G2/M dari cell cycle arrest. Pada dosis tinggi kurkumin meningkatkan G2/M dari cell cycle arrest. Selain itu, kurkumin juga bekerja sebagai anti oksidan, penghambatan karsinogenesis, penghambatan proliferasi sel, anti estrogen, dan anti angiogenesis.
Anti angiogenesis merupakan mekanisme penting dalam pengobatan kanker. Angiogenesis adalah pertumbuhan pembuluh darah baru. Ini diperlukan oleh sel tumor sebagai saluran penyedia nutrien, oksigen dan sirkulasi kotoran agar dapat terus tumbuh dan menyebar. Kurkumin menahan kanker dan anti angiogenesis alias menghambat laju penambahan pembuluh darah baru.
Bagaimana kurkumin bekerja? Belum ada penjelasan pasti tentang ini, namun dugaan kuat kurkumin dapat berikatan dengan enzim aminopeptidase N (APN) dan menghambat aktivitas enzimatik. Aminopeptidase N adalah enzim yang terdapat pada jaringan membrane. Enzim ini bertanggung jawab terhadap proses pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) dan pertumbuhan sel tumor. APN bisa membongkar ptotein pada permukaan sel/jaringan tubuh. Pada saat inilah sel kanker bisa masuk dan menggantikan kedudukan sel normal sehingga terjadi pertumbuhan tak terkendali. Dugaan sementara ikatan tak jenuh (ikatan rangkap), alfa dan beta di sekitar gugus keton pada kurkumin membentuk ikatan kovalen dengan dua nukleofil asam amino yang terdapat pada situs aktif APN dan mampu menghambat aktivitasnya secara tak dapat balik (irreversible).

Anti Bakteri
Diantara tanaman anggota family Zingiberaceae, kunyit terbukti mengandung zat kurkumin paling tinggi. Kurkumin, pigmen kuning dalam umbi kunyit terbukti memiliki berbagai aktivitas farmakologi penting : anti oksidan, anti inflamasi, anti HIV, anti parasit, dan berpotensi sebagai anti kanker. Termasuk parasit adalah hewan dari golongan Nemathelmintes (cacing). Kurkumin menunjukkan aksi penghambatan karsinogenik pada kulit, usus, dan lambung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah koloni bakteri E. coli cenderung menurun dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak rimpang kunyit. Makin tinggi ekstrak makin tinggi kandungan kurkumin di dalamnya. Walaupun belum diketahui bagaimana mekanisme kerjanya, tetapi bisa diambil kesimpulan, bahwa kurkumin, kristal yang mudah larut dalam alcohol dan air panas itu mempunyai kekuatan anti bakteri.
Anti Kembung, Anti Diare
Kurkumin dalam rimpang kunyit juga bekerja sebagai anti bakteri, mematikan kuman dan menghilangkan rasa kembung. Kurkumin merangsang kerja dinding emepedu untuk mengeluarkan lebih banyak cairan pemecah lemak. Minyak asiri dalam kunyit juga berfaedah mengurangi gerakan usus sehingga kunyit juga berlaku sebagai anti diare.

Anti Inflamasi
Trietil kurkumin (TEC) dikenal sebagai senyawa yang memiliki aktivitas anti inflamasi paling aktif dibanding senyawa lainnya. Ia bekerja dengan cara menghambat mekanisme dan metabolism asam arakhidonat. Asam arakhidonat adalah suatu jenis asam lemak yang merupakan prekusor dalam biosintesis leukotriene, prostaglandin, dan thromboxane. Adanya senyawa kurkumin menghambat sintesis prostaglandin-2. Dengan demikian mekanisme kurkumin sebagai anti inflamasi adalah dengan menghambat fase lipooksigenase dan siklooksigenase.
sumber : islampos.com

Gula Dapat Mengakibatkan Kehilangan Daya Ingat

 
Peneliti melakukan eksperimen dengan memberikan makanan berlemak dan minuman dengan kandungan gula tinggi kepada tikus. Tidak sampai satu minggu, tikus menderita kehilangan daya ingat. 
Hal yang mengejutkan para peneliti Australia tersebut adalah berkurangnya kemampuan kognitif tersebut terjadi bahkan sebelum tikus mengalami penambahan berat badan dari pola makan “junk foof”. 

Bahaya makanan murah dan tidak sehat

“Kami tidak menyangka bahwa ini bisa terjadi begitu cepat,” ujar Margaret Morris dari Universitas New South Wales, salah satu anggota tim peneliti. 
Ia menambahkan, ” Penemuan ini mungkin memiliki impilikasi bagi manusia. Karena jenis makanan seperti itulah yang kini banyak dikonsumsi manusia. Makanan siap saji yang enak dan murah.” 
Tikus diberi makan kue, biskuit, dan “junk food” lainnya. Minuman yang dikonsumsi adalah cairan dengan kandungan gula 10 persen. Dan nafsu makan mereka lima kali lebih tinggi dibandingkan sekelompok tikus lain yang diberi makanan sehat. 

Radang hipokampus otak 

Dalam kurun waktu satu minggu, peneliti menemukan peradangan pada hipokampus otak dan tikus mengalami kehilangan daya ingat. “Kami tidak bisa membuktikan sebabnya, tapi sepertinya ini akibat dari peradangan otak. Semakin parah radang pada hipokampus, semakin besar defisit kognitifnya.” 
Dua tahun yang lalu, di Inggris manusia yang digunakan sebagai obyek percobaan. Mereka diberi makan “junk food” selama lima hari. Hasilnya, mereka bereaksi lima kali lebih lambat dibandingkan sekelompok manusia yang makan secara sehat.

Cara mengatasinya? 

Penelitian di Australia lalu menyimpulkan, bahwa “pola makan dengan kandungan lemak dan gula yang tinggi, atau hanya kandungan gula yang tinggi, dalam waktu cepat bisa meyebabkan kerusakan hipokampus otak sehingga kehilangan daya ingat, bahkan sebelum mengalami pertambahan berat badan.” 
Morris dari Universitas New South Wales mengatakan, penelitian lanjutan dibutuhkan untuk mengetahui apakah pengobatan radang bisa memperbaiki defisit kognitif atau apakah olahraga bisa membenahi kerusakan yang terjadi. 
“Penemuan ini menunjukkan bahwa pola makan yang buruk secara terus menerus akan berdampak pada fungsi otak,” ujar Morris.
Sumber : Arrahmah.com

Kejang pada Anak


Kejang adalah salah satu bentuk gangguan saraf. Sekitar 2-5 persen anak akan mengalami kejang sebelum berusia 3 tahun. Kejang pada anak, terutama usia balita, seringkali tidak dimengerti oleh para orang tua. Akibatnya, orang tua kerap menjadi panik dan berpotensi melakukan langkah yang justru salah dan membahayakan. 

       1. Penyebab Kejang pada Anak

  • Kejang karena demam. Kejang yang di sertai demam pada anak merupakan penyakit yang lazim kita temui pada bayi yang berusia 6 bulan s/d 5. Kejang disertai demam pada anak merupakan penyakit turunan , jika orang tua pernah mengalami kejang-kejang ketika masih anak-anak kemungkinan besar anak-anak nya juga akan mengalami hal yang sama. Kejang yang di sertai demam pada anak biasanya memiliki suhu tubuh di atas 38°C (100.4°F). 
  • Kejang karena adanya virus pada tubuh.
  • Adanya epilepsi 
  • Kejang karena anak mengalami dehidrasi. 
  • Adanya gangguan elektrolit akibat diare atau muntah – muntah.
  • Adanya infeksi susunan saraf pusat
  • Tumor susunan syaraf pusat 
  • erjadinya trauma otak. Trauma otak bukan hanya untuk otak yang mengalami pendarahan seperti stroke atau pendarahan akibat kecelakaan / cedera kepala. Otak anak yang kemasukan logam berat seperti mercury dan alumunium sebetulnya sama juga, bisa disebut mengalami trauma otak. Dengan masuknya logam berat, terjadilah pemutusan neuron, sehingga sel-sel otak mengalami trauma. Kejang pada anak menjadi berbahaya karena tanda-tanda yang ditunjukkannya seringkali samar, dan si anak tidak dapat mengkomunikasikan keadaannya sendiri. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya mengenali tanda-tandanya.

    2. Gejala dan Tanda Kejang pada Anak 

    Kejang pada anak muncul secara mendadak, gerakannya tidak dapat dikontrol, tidak berhenti bila dipegang, dapat muncul saat tidur, serta dapat disertai penurunan kesadaran. Secara fisik, anak yang kejang biasanya akan kaku atau kelojotan, atau bisa juga disertai wajah yang membiru atau pucat, kedutan pada wajah, hingga perubahan perilaku seperti mengamuk atau tertawa tanpa sebab.  

    3. Langkah Pertolongan dan Pengobatan.  

    Jika ada tanda-tanda seperti di atas pada anak, maka lakukan langkah-langkah berikut: 
    a. Jangan panik.
    b. Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring ke salah satu sisi tubuh.
    c. Letakkan bantal atau benda lunak lain di bawah kepala. 
    d. Keluarkan benda atau makanan yang ada di dalam mulut.
     e. Longgarkan baju atau aksesoris yang ketat. 
    f. Jauhkan dari benda-benda tajam dan berbahaya.
    g. Beri obat kejang melalui anus, atau bawa ke UGD terdekat. 

    Langkah yang lain untuk mengatasi kejang pada anak adalah dengan pemberian anti oksidan / glutathione.

Penelitian membuktikan bahwa pasien-pasien yang diberikan glutathione/antioksidant berhasil mengurangi oxidative stress tersebut. Alhasil kejang pun berkurang/hilang.

Walaupun anak tidak kejang, pemberian glutathione / antioksidan sangat penting untuk mempertahankan stabilitas kesehatan anak terutama untuk membasmi sisa-sisa infeksi candida. Berkat glutathione sel-sel darah anak menjadi sehat dan mampu menumpas musuh. Karena itu anti oksidant wajib dikonsumsi anak. Bila yang digunakan suplemen buatan (bukan alami seperti kulit manggis, hawai noni, goji beri, biji anggur, biji persik, dan lain sebagainya) carilah suplemen yang mengandung l-acetylcystein. Karena l-acetycystein terbukti mengurangi kejang.