Rabu, 01 Januari 2014

Kejang pada Anak


Kejang adalah salah satu bentuk gangguan saraf. Sekitar 2-5 persen anak akan mengalami kejang sebelum berusia 3 tahun. Kejang pada anak, terutama usia balita, seringkali tidak dimengerti oleh para orang tua. Akibatnya, orang tua kerap menjadi panik dan berpotensi melakukan langkah yang justru salah dan membahayakan. 

       1. Penyebab Kejang pada Anak

  • Kejang karena demam. Kejang yang di sertai demam pada anak merupakan penyakit yang lazim kita temui pada bayi yang berusia 6 bulan s/d 5. Kejang disertai demam pada anak merupakan penyakit turunan , jika orang tua pernah mengalami kejang-kejang ketika masih anak-anak kemungkinan besar anak-anak nya juga akan mengalami hal yang sama. Kejang yang di sertai demam pada anak biasanya memiliki suhu tubuh di atas 38°C (100.4°F). 
  • Kejang karena adanya virus pada tubuh.
  • Adanya epilepsi 
  • Kejang karena anak mengalami dehidrasi. 
  • Adanya gangguan elektrolit akibat diare atau muntah – muntah.
  • Adanya infeksi susunan saraf pusat
  • Tumor susunan syaraf pusat 
  • erjadinya trauma otak. Trauma otak bukan hanya untuk otak yang mengalami pendarahan seperti stroke atau pendarahan akibat kecelakaan / cedera kepala. Otak anak yang kemasukan logam berat seperti mercury dan alumunium sebetulnya sama juga, bisa disebut mengalami trauma otak. Dengan masuknya logam berat, terjadilah pemutusan neuron, sehingga sel-sel otak mengalami trauma. Kejang pada anak menjadi berbahaya karena tanda-tanda yang ditunjukkannya seringkali samar, dan si anak tidak dapat mengkomunikasikan keadaannya sendiri. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya mengenali tanda-tandanya.

    2. Gejala dan Tanda Kejang pada Anak 

    Kejang pada anak muncul secara mendadak, gerakannya tidak dapat dikontrol, tidak berhenti bila dipegang, dapat muncul saat tidur, serta dapat disertai penurunan kesadaran. Secara fisik, anak yang kejang biasanya akan kaku atau kelojotan, atau bisa juga disertai wajah yang membiru atau pucat, kedutan pada wajah, hingga perubahan perilaku seperti mengamuk atau tertawa tanpa sebab.  

    3. Langkah Pertolongan dan Pengobatan.  

    Jika ada tanda-tanda seperti di atas pada anak, maka lakukan langkah-langkah berikut: 
    a. Jangan panik.
    b. Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring ke salah satu sisi tubuh.
    c. Letakkan bantal atau benda lunak lain di bawah kepala. 
    d. Keluarkan benda atau makanan yang ada di dalam mulut.
     e. Longgarkan baju atau aksesoris yang ketat. 
    f. Jauhkan dari benda-benda tajam dan berbahaya.
    g. Beri obat kejang melalui anus, atau bawa ke UGD terdekat. 

    Langkah yang lain untuk mengatasi kejang pada anak adalah dengan pemberian anti oksidan / glutathione.

Penelitian membuktikan bahwa pasien-pasien yang diberikan glutathione/antioksidant berhasil mengurangi oxidative stress tersebut. Alhasil kejang pun berkurang/hilang.

Walaupun anak tidak kejang, pemberian glutathione / antioksidan sangat penting untuk mempertahankan stabilitas kesehatan anak terutama untuk membasmi sisa-sisa infeksi candida. Berkat glutathione sel-sel darah anak menjadi sehat dan mampu menumpas musuh. Karena itu anti oksidant wajib dikonsumsi anak. Bila yang digunakan suplemen buatan (bukan alami seperti kulit manggis, hawai noni, goji beri, biji anggur, biji persik, dan lain sebagainya) carilah suplemen yang mengandung l-acetylcystein. Karena l-acetycystein terbukti mengurangi kejang.

Ditulis Oleh : Unknown // 06.23
Kategori:

0 comment:

Posting Komentar